Tulisan
kali ini akan membahas tentang penggunaan kata "hati". Pasti Anda
semua tahu apa itu "hati" dan bahkan sering mengucapkannya. Akan tetapi
sadarkah Anda bahwa ada fenomena keliru dalam penggunaan kata "hati"
di masyarakat Indonesia? Mari kita telaah sebelah mana kekeliruannya.
Dalam
kehidupan sehari-hari, terutama yang sedang dimabuk asmara, atau yang sedang
putus cinta, pasti Anda sering mengucapkan kata "hati". Bagi Anda
yang sedang mabuk asmara biasanya akan menggunakan kata "hati"
sebagai gombalan kepada pasangan. Biasanya akan terucap kata "Kau telah
mengisi kekosongan hatiku" (sambil tangannya memegang dada), atau kalimat
lain yang maknanya serupa. Sedangkan bagi orang yang sedang putus cinta,
biasanya akan mengatakan "Kau telah menghancurkan hatiku" atau
"Hatiku telah hancur" (tangannya juga sambil memegang dada). Di
sinilah letak kekeliruannya. Kita sering keliru dengan apa yang kita maksud,
apa yang kita ucapkan, dan apa yang kita lakukan.
Sebenarnya
kata yang kita maksud adalah jantung. Kenapa bisa jantung? Ada beberapa
penjelasan mengenai fenomena keliru ini. Yang pertama, kita sering
mengidentikkan kata "hati" dengan perasaan, padahal seharusnya tidak
demikian. Seharusnya yang identik dengan perasaan adalah jantung, karena
jantung merupakan organ paling vital bagi tubuh. Perasaan yang sedang kita
alami atau kita rasakan diibaratkan dengan sesuatu yang penting atau vital
(dalam hal ini adalah organ yang penting bagi tubuh, yaitu jantung). Ketika
kita merasakan senang, seharusnya yang kita katakan adalah "Jantungku
sangat senang hari ini". Dan ketika kita merasakan sedih seharusnya yang
kita katakan adalah "Jantungku sedang sedih".
Penjelasan
kedua, yaitu mengenai apa yang kita lakukan ketika kita merasakan sesuatu.
Misal, ketika kita merasakan sedih pasti tangan kita akan memegang dada.
Berdasarkan ilmu biologi, organ yang ada di dalam dada yang sedang kita pegang
adalah jantung, bukan "hati". Penjelasan yang ketiga adalah ketika
kita membandingkan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris. Ketika kita akan
menerjemahkan kalimat "You broke my heart", pasti kita akan
menerjemahkannya "Kau telah menghancurkan hatiku". Apakah kata
"heart" artinya "hati"? Jawabannya tentu bukan. Kata
"heart" jika diterjemahkan berarti "jantung".
Jadi kesimpulannya, kata "hati" yang sering digunakan untuk menggambarkan perasaan kita, seharusnya adalah kata "jantung". Namun karena kita sudah terbiasa menggunakan kata "hati", maka ketika kita menggantinya dengan yang benar, (yaitu "jantung"), maka akan terasa sangat aneh. Pasti kalimat-kalimat ini terdengar sangat aneh di telinga kita. "Kau telah mengisi jantungku yang kosong", "Kau telah menghancurkan jantungku", dan lain sebagainya yang tentu saja tidak lumrah kita dengar. Namun sesungguhnya, inilah penggunaan kata yang benar.
Jadi kesimpulannya, kata "hati" yang sering digunakan untuk menggambarkan perasaan kita, seharusnya adalah kata "jantung". Namun karena kita sudah terbiasa menggunakan kata "hati", maka ketika kita menggantinya dengan yang benar, (yaitu "jantung"), maka akan terasa sangat aneh. Pasti kalimat-kalimat ini terdengar sangat aneh di telinga kita. "Kau telah mengisi jantungku yang kosong", "Kau telah menghancurkan jantungku", dan lain sebagainya yang tentu saja tidak lumrah kita dengar. Namun sesungguhnya, inilah penggunaan kata yang benar.
Demikian
pembahasan mengenai kekeliruan penggunaan kata "hati" yang sudah
biasa kita gunakan sehari-hari. Di tulisan-tulisan berikutnya, akan ada banyak
fenomena kekeliruan lain yang lebih menarik untuk dibahas.
--KELIRUMONOLOGI--
No comments:
Post a Comment