FENOMENA KELIRU

  • Mengapa Bus Way?
  • Apa maksud kata Ping Pong?
  • Apa yang salah dalam hati?
  • Kenapa absen?

Slogan

MENGUPAS SEGALA FAKTA DAN FENOMENA KELIRU DI SEKITAR KITA

Sunday, May 12, 2013

SEPATU DAN KAOS KAKI ???

     Tulisan kali ini akan membahas mengenai sesuatu yang sering kita pakai, yaitu sepatu. Kita tentu sudah tahu apa itu sepatu. Ya, sepatu adalah salah satu alas kaki, yang biasanya berdampingan dengan kaos kaki. Namun tahukah Anda bahwa ada fenomena keliru dalam penggunaan sepatu? Kita sering tidak sadar akan hal ini, dan telah terbawa arus keliru.
     Kita biasanya menggunakan sepatu berpasangan dengan kaos kaki. Bahkan hal ini sudah menjadi aturan di berbagai instansi seperti sekolah, kantor pemerintahan, perusahaan, dan lain-lain. Namun jika ditelaah dari segi fungsi, ini merupakan hal yang keliru. Sebenarnya, sepatu dan kaos kaki sama-sama berfungsi sebagai alas kaki. Lalu kenapa kita harus menggunakannya secara bersamaan? Jika kita cermati ketika menggunakan sepatu dengan kaos kaki di dalamnya, sebenarnya apa fungsi kaos kaki itu? Fungsi kaos kaki sebagai alas kaki sebenarnya sudah digantikan oleh sepatu yang menutupinya. Bukankah menggunakan kaos kaki ketika memakai sepatu menjadi hal yang tidak perlu? Lalu kenapa kabanyakan instansi mewajibkan seseorang menggunakan sepatu dan kaos kaki secara bersamaan?
     Ide ini sebenarnya telah lama dikemukakan oleh orang paling jenius sedunia, yaitu Albert Einstein. Beliau sering tidak menggunakan sepatu dengan kaos kaki secara bersamaan. Prinsipnya, ketika sudah menggunakan sepatu sebagai alas kaki, tidak perlu menggunakan kaos kaki. Begitu pula sebaliknya. Mungkin waktu itu banyak orang yang menganggap Beliau (Albert Einstein) sudah gila. Memang ada orang bijak mengatakan bahwa gila susah dibedakan dengan jenius. Namun jika dicermati, pendapat Albert Einstein itu benar adanya. Saya hanya ingin sharing dan berbagi informasi, bahwa ini merupakan salah satu fenomena keliru yang sudah mendarah daging di lingkungan kita. Masyarakat Indonesia, bahkan dunia, sudah menganggap penggunaan sepatu dengan kaos kaki secara bersamaan merupakan hal yang lumrah. Namun setelah kita pahami dari penjelasan tadi, sebenarnya ini merupakan hal yang keliru.
     Demikian pembahasan mengenai fenomena keliru dibalik penggunaan sepatu dan kaos kaki. Di tulisan-tulisan berikutnya, akan ada banyak fenomena keliru lain yang akan dibahas. Semoga bermanfaat.
--KELIRUMONOLOGI--

Tuesday, May 7, 2013

TAK ADA ORANG YANG TAHU ???

     Tulisan kali ini masih membahas fenomena keliru yang mungkin sering terjadi di kehidupan kita. Kita sebagai menusia tentu pernah melakukan kesalahan. Karena seperti yang kita ketahui bahwa manusia tempatnya salah. Namun pernahkan Anda melakukan kesalahan yang disengaja? Mungkin pernah mungkin juga belum. Fenomena keliru yang satu ini terjadi ketika kita melakukan kesalahan yang disengaja.
     Ketika kita dengan sengaja berniat untuk melakukan kesalahan atau hal yang buruk, pasti ada perang batin dalam diri kita. Di satu sisi kita ingin melakukan sesuatu yang salah tersebut, namun di sisi lain hati kecil kita menolak untuk melakukan kesalahan. Lalu ketika kita memutuskan untuk melakukan hal yang salah, pasti kita beranggapan bahwa "Ah, kan tidak ada orang yang tahu", benar bukan? Atau kita juga bisa melihat di layar kaca atau layar lebar ketika ada adegan sang pemain bingung apakah harus melakukan hal yang salah atau tidak. Pasti kebanyakan pemain akan mengatakan hal tersebut, paling tidak yang maknanya serupa. Di sinilah letak kekeliruannya.
     Jika dari segi agama pasti mengatakan, walaupun tidak ada orang yang tahu, namun Tuhan pasti tahu. Kelirumonologi juga setuju dengan hal tersebut. Namun letak kekeliruannya bukan disitu. Ketika seseorang mengatakan "Ah, kan tidak ada orang yang tahu", berarti dia tidak mengargai dirinya sendiri. Karena dia menganggap bahwa tidak ada orang yang tahu mengenai apa yang dia lakukan. Lalu makhluk apa sebenarnya dia? Bukankan dia (si pelaku) juga merupakan orang? Secara tidak langsung berarti dia tidak menganggap dirinya sendiri sebagai orang atau manusia. Bukankah dia sendiri tahu dengan apa yang dia lakukan?. Ini mungkin bisa dijadikan sebagai bahan ceramah, motivasi, atau pembenahan diri supaya kita tidak melakukan hal-hal yang salah. Karena ketika kita melakukan hal yang salah, dan beranggapan bahwa tidak ada orang yang tahu, berarti kita tidak menghargai diri kita sendiri yang mengetahui hal salah tersebut.
     Demikian sedikit informasi mengenai fenomena keliru ketika kita melakukan sebuah kesalahan. Sampai jumpa lagi di bahasan-bahasan selanjutnya mengenai fenomena kelirumonologi yang lebih menarik. Semoga bermanfaat.
--KELIRUMONOLOGI--

Monday, May 6, 2013

BUS WAY ???

     Tulisan kali ini akan membahas fenomena keliru seputar bus way. Jika Anda tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, pasti bus way bukanlah hal yang asing lagi. Namun tahukah Anda bahwa ada beberapa hal keliru dalam penggunaan kata bus way ini?
     Pertama, ketika kita mendengar kata bus way, pasti yang pertama kali terlintas di otak kita adalah bus Trans Jakarta. Bahkan ketika kita search kata bus way di google images, yang muncul adalah foto bus Trans Jakarta. Padahal sesungguhnya ini adalah hal yang keliru. Karena bus way jika diartikan dalam bahasa Indonesia artinya jalan bus atau jalur bus. Jadi, bus way sebenarnya adalah jalan atau jalur yang disediakan khusus untuk bus Trans Jakarta.
     Kedua, bus way di Indonesia dilalui oleh bus Trans Jakarta. Bus Trans Jakarta memang salah satu jenis bus, namun tulisan pada body-nya tidak ada kata "bus". Yang tertulis hanyalah kata "Trans Jakarta". Maka jika dipikir-pikir, kenapa yang melalui jalur bus (bus way) adalah kendaraan yang bertuliskan "Trans Jakarta", bukan bus-bus lain yang pada body-nya jelas tertulis kata "bus" (misal "Bus Pariwisata")? Jika memang jalur itu khusus dibuat untuk "Trans Jakarta", seharusnya nama jalurnya bukanlah bus way, namun "Trans Jakarta way". Atau mungkin seharusnya di body bus Trans Jakarta ditulis lengkap "Bus Trans Jakarta".
     Ketiga, kita tentu sering mendengar atau bahkan mengatakan frasa "jalur bus way". Apakah benar penggunaan frasa ini? Sebenarnya ini merupakan hal yang keliru. Karena kata "bus way" jika diartikan adalah jalur bus. Jadi ketika kita mengatakan "jalur bus way", artinya sama dengan "jalur jalur bus". Sebagai contoh ketika kita mengatakan "Bus way seharusnya lewat jalur bus way", maka yang benar adalah "Bus Trans Jakarta seharusnya lewat bus way". Mungkin terdengar aneh, tapi inilah kenyataannya, bahwa fenomena keliru yang sering terjadi di sekitar kita akan terasa benar, dan yang sesungguhnya benar akan terasa aneh dan salah.
     Sekian pembahasan mengenai fenomena keliru dalam penggunaan kata "bus way". Di tulisan-tulisan berikutnya, masih banyak fenomena-fenomena keliru lain yang lebih menarik untuk dibahas. Semoga bermanfaat.
--KELIRUMONOLOGI--

Thursday, May 2, 2013

PING PONG ???

     Tulisan kali ini akan membahas mengenai fenomena keliru di bidang olahraga. Fenomena keliru ini mirip dengan fenomena aqua, sarimi, dan lainnya. Aqua sering disamakan dengan air putih. Padahal aqua hanya salah satu dari merek air putih kemasan. Begitu juga dengan sarimi. Sarimi sering disinonimkan dengan mi instan. Padahal sarimi adalah salah satu merek dari mi instan. Sebagian besar dari Anda mungkin sudah tahu mengenai fenomena keliru atau salah kaprah di atas. Namun apakah Anda sudah tahu mengenai yang satu ini?
       Apakah Anda tahu olahraga ping pong atau tenis meja? Tentu Anda sudah tahu (paling tidak Anda pernah mendengar atau membacanya di tulisan ini). Cara bermain ping pong atau tenis meja ini mirip dengan tenis lapang. Bedanya adalah, olahraga ini dimainkan di atas meja, dengan aturan main yang berbeda, bola yang lebih kecil, dan raket yang lebih kecil (biasa disebut bet). Namun tahukah Anda bahwa sesungguhnya ping pong bukanlah tenis meja? Ini merupakan salah satu fenomena keliru yang sudah lama terjadi di Indonesia, bahkan di luar negeri.
     Sebenarnya, ping pong bukanlah tenis meja. Ping pong adalah sebuah merek perlengkapan, terutama mejanya, yang umum atau standar digunakan dalam olahraga tenis meja. Berikut gambar meja dengan merek ping pong.


 

     Merek ping pong ini dimiliki oleh Parker Brothers, Inc. Perusahaan ini terletak di Amerika Serikat, dan merek ping pong sudah muncul sejak tahun 1901. Jadi selama ini kita sudah salah kaprah dengan menyebut ping pong sebagai sinonim dari tenis meja. Inilah alasannya mengapa pada pertandingan resmi hanya ada "pertandingan tenis meja", Bukan "pertandingan ping pong".
     Demikian sedikit pengungkapan mengenai fenomena keliru dibalik kata ping pong yang sering disamakan dengan tenis meja. Di tulisan-tulisan selanjutnya, masih banyak fenomena keliru yang akan dikupas. Semoga bermanfaat.
--KELIRUMONOLOGI--

Wednesday, May 1, 2013

HATI ???


     Tulisan kali ini akan membahas tentang penggunaan kata "hati". Pasti Anda semua tahu apa itu "hati" dan bahkan sering mengucapkannya. Akan tetapi sadarkah Anda bahwa ada fenomena keliru dalam penggunaan kata "hati" di masyarakat Indonesia? Mari kita telaah sebelah mana kekeliruannya.
     Dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang sedang dimabuk asmara, atau yang sedang putus cinta, pasti Anda sering mengucapkan kata "hati". Bagi Anda yang sedang mabuk asmara biasanya akan menggunakan kata "hati" sebagai gombalan kepada pasangan. Biasanya akan terucap kata "Kau telah mengisi kekosongan hatiku" (sambil tangannya memegang dada), atau kalimat lain yang maknanya serupa. Sedangkan bagi orang yang sedang putus cinta, biasanya akan mengatakan "Kau telah menghancurkan hatiku" atau "Hatiku telah hancur" (tangannya juga sambil memegang dada). Di sinilah letak kekeliruannya. Kita sering keliru dengan apa yang kita maksud, apa yang kita ucapkan, dan apa yang kita lakukan.
     Sebenarnya kata yang kita maksud adalah jantung. Kenapa bisa jantung? Ada beberapa penjelasan mengenai fenomena keliru ini. Yang pertama, kita sering mengidentikkan kata "hati" dengan perasaan, padahal seharusnya tidak demikian. Seharusnya yang identik dengan perasaan adalah jantung, karena jantung merupakan organ paling vital bagi tubuh. Perasaan yang sedang kita alami atau kita rasakan diibaratkan dengan sesuatu yang penting atau vital (dalam hal ini adalah organ yang penting bagi tubuh, yaitu jantung). Ketika kita merasakan senang, seharusnya yang kita katakan adalah "Jantungku sangat senang hari ini". Dan ketika kita merasakan sedih seharusnya yang kita katakan adalah "Jantungku sedang sedih".
     Penjelasan kedua, yaitu mengenai apa yang kita lakukan ketika kita merasakan sesuatu. Misal, ketika kita merasakan sedih pasti tangan kita akan memegang dada. Berdasarkan ilmu biologi, organ yang ada di dalam dada yang sedang kita pegang adalah jantung, bukan "hati". Penjelasan yang ketiga adalah ketika kita membandingkan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris. Ketika kita akan menerjemahkan kalimat "You broke my heart", pasti kita akan menerjemahkannya "Kau telah menghancurkan hatiku". Apakah kata "heart" artinya "hati"? Jawabannya tentu bukan. Kata "heart" jika diterjemahkan berarti "jantung".
     Jadi kesimpulannya, kata "hati" yang sering digunakan untuk menggambarkan perasaan kita, seharusnya adalah kata "jantung". Namun karena kita sudah terbiasa menggunakan kata "hati", maka ketika kita menggantinya dengan yang benar, (yaitu "jantung"), maka akan terasa sangat aneh. Pasti kalimat-kalimat ini terdengar sangat aneh di telinga kita. "Kau telah mengisi jantungku yang kosong", "Kau telah menghancurkan jantungku", dan lain sebagainya yang tentu saja tidak lumrah kita dengar. Namun sesungguhnya, inilah penggunaan kata yang benar.
     Demikian pembahasan mengenai kekeliruan penggunaan kata "hati" yang sudah biasa kita gunakan sehari-hari. Di tulisan-tulisan berikutnya, akan ada banyak fenomena kekeliruan lain yang lebih menarik untuk dibahas.
--KELIRUMONOLOGI--